Teori Konflik Sederhana



"Ingatan tentang sakit pada seseorang itu 

biasanya akan melahap dan meniadakan ingatan tentang kebaikannya"





(Sumber gambar: Google


Manusia adalah makhluk yang unik berbeda dengan makhluk ciptaan lainnya. Ia adalah makhluk yang paling dapat menyembunyikan apa yang dirasakannya. Ia makhluk yang paling pandai untuk berpura-pura, pandai menjadi seolah-olah, dan lihai bermain lakon.


"Jangan lena oleh senyum dan canda tawa, 
padahal luka, kecewa adalah biang dendam 
yang menanti momen yang tepat 
untuk meledak dan meluluhlantahkan semuanya"


Secara kodrati, manusia adalah makhluk rahasia, yang berupaya menyembunyikan segala sesuatu yang dianggapnya aib. Walaupun anggapan ini secara teknis, akan berbeda antara individu yang satu dengan yang lain, antara komunitas manusia yang satu dengan yang lain. Aib ini baik tentang kekurangan dirinya, tentang rasa yang dipendamnya, baik rasa suka, kecewa, jengkel, dan lainnya, terlebih rasa sakit hati. 


Olehnya galib terjadi pada orang-orang tertentu dan pada komunitas manusia tertentu, sering kali memendam rasa sakit hati seperti jengkel dan kecewa. Biasanya dalam kuantitas yang semakin meningkat, hal demikian akan menjadi cikal bakal dendam. Waktu berlalu, terasa seperti biasa saja, canda dan tawa menghiasi. Namun, sekali lagi pada orang-orang tertentu, dan pada komunitas manusia tertentu, itu hanyalah kamuflase. Senyum dan canda tawa yang bediri tegak dan kokoh dari dendam dan benci yang membara. Hal ini tentu tidak baik jika terjadi pada komunitas masyarakat tertentu. 


Sejarah telah mencatat bahwa Aus dan Khazraj di Madinah adalah dua komunitas masyarakat yang saling memendam dendam. Hingga, masalah yang sepele saja, menjadi cikal bakal pertumpahan darah. Sekecil apapun perselisihan, terus mengendap menjadi tabungan, menunggu saat yang tepat di masa mendatang untuk membalas dendam.


"Hari ini adalah pesan yang telah melaju kepada masa depan, 
takkan ada seorang pun yang mampu menghentikannya"


(Sorumba Net Kendari, 9 September 2016)



Komentar

Populer