Rekaman dan Klaim Manusia (Sebuah Dialog)



Katanya, "Manusia punya rekaman tentang mausia di memorinya, pada alam bawah sadarnya. rekaman itu terus demikian adanya, dan sepanjang yang bersangkutan itu tidak merubahnya, maka persepsinya tetap demikian, meskipun manusia yang diklaim itu telah berubah"


"Begitulah kecenderungan manusia, namun yang terpenting yang menulis dan juga yang membaca harus menginstropeksi diri, terkait hal itu", kataku, mencoba mengimbangi.


"Ya.. Bukan berarti kodrat manusia demikian berlaku kepada setiap manusia, manusia itu tentu dapat memilih, walau kecenderungannya demikian", katanya lagi.


"Hm.. Tapi tentu kecenderungan demikian, bukan berarti menjadi sia-sia kecenderungan itu bukan?!", tanyaku, hanya ingin mempertegas.


"Iya.. Itu bermakna setiap manusia harus mengatur langkah sebelum bertindak, itu saat kita bertindak kepada yang lain, sebab orang lain akan menjadi penilai atas tindak-tanduk itu", katanya.


"Sepertinya yang akan engkau katakan seperti ini, manusia akan tampil sebagai pribadi utama, saat ia tidak cepat mengklaim seseorang, dan tentu ia tetap berupaya menampilkan sikap maksimal untuk tidak cepat diklaim oleh manusia lain", kataku.


"Sepertinya kau sudah menangkap semangat yang terkandung dalam bahasa (baca: kalimat)", pujinya.


"Entahlah, mungkin kebetulan saja!", kataku.

Sumber Gambar: Google

Komentar

Populer