Tri Kompetensi Kader IMM (Sebuah Percikan Pemikiran)
Tri Kompetensi Dasar Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
dirumuskan sebagai kesatuan utuh yang terdiri dari tiga kompetensi dasar, yaitu
kompetensi religiusitas (kredo dan ritus), kompetensi intelektualitas (kemahasiswaa, berpikir logis, kritis),
dan kompetensi humanitas (kemanusiaan, advokasi dan pemberdayaa). Ketiga kompetensi ini tidak saling
memusnahkan satu sama lain, tetapi saling mendukung, juga harus melekat kepada
setiap kader.
Ketiga kompetensi di atas, dalam racikan yang sempurna dapat menjadikan
kader sebagai pribadi utama, seperti (paling tidak) Rasulullah Muhammad SAW. Menilik
pemisalan al Quran bahwa pribadi utama itu seperti pohon, akarnya menghujam ke
dalam bumi, batangnya kokoh, daunnya lebat, dan buahnya sangat manis dan
menyehatkan.
Dalam paradigma pemisalan di atas, aqidah sebagai akar yang harus
menghujam dalam ke bumi. Dalam penafsiran kompetensi kader, maka aqidah harus
menghujam dalam pada lubuk sanubari setiap kader IMM. Aqidah yang dimaksud adalah keyakinan yang
mendalam seperti tertera dalam Quran Surat Al Mu’minun (23) Ayat 12—16:
Artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.
Secara singkat dapat dipahami bahwa keyakinan yang baik yaitu
kesadaran bahwa manusia itu diciptakan, dan selanjutnya, lambat laun, pasti
akan menemui kematian, dan akan dibangkitkan pada hari kiamat, serta akan
mempertanggungjawabkan segala tindak-tanduk dan pilihan selama menempuh
kehidupan. Hal ini harus benar-benar diyakini oleh setiap kader IMM, sebab hal
ini akan menjadi pokok untuk dari dua kompetensi lainnya.
Kompetensi intelektualitas, dapat ditafsirkan sebagai kesadaran
kader untuk terus meningkatkan kualitas keilmuan. Hal ini tidak dapat dipahami
sebatas akademisi atau menguasai suatu keahliah ilmu tertentu. Namun lebih dari
itu, kompetensi intelektualitas itu akan berujung kepada Cendekiawan
Berperibadi seperti tertera dalam Mars IMM. Cendekiawan beperibadi ini memiliki
nilai susila atau menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan; cakap atau mampu
memberikan penjelasan secara gamblang; taqwa kepada Allah. Paling tidak
tafsiran singkatnya (sederhananya) demikian.
Jika dikembalikan dalam konteks pemisalan di atas, maka
intelektualitas dapat digambarkan sebagai batang yang kokoh, dahan yang bercabang
sempurna kesamping bukan ke atas, dan daun yang rimbun. Hal ini tentu dapat memberikan
keteduhan bagi manusia atau hewan lain yang berteduh di bawahnya. Begitulah
paling tidak posisi kader.
Kompetensi humanitas dipahami sebagai kompetensi hubungan sosial
atau kemanfaatan kepada manusia. Hal ini sesuai dengan wasiat Rasulullah
Muhammad SAW dalam haditsnya, sebagai berikut:
Artinya:
Sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat untuk manusia
(Hadits Riwayat Ahmad, ath Thabrani, ad Daruqutni)
Kualitas keilmuan yang
sempurna dari seseorang adalah nilai dari keilmuan itu atau kemanfaatannya
kepada manusia lainnya. Dalam konteks pemisalan di awal tadi dapat dipahami
bahwa humanitas sebagai buah yang manis, segar, dan menyehatkan.
Luar biasa bermanfaat blog nya Kanda Haidir Muhari
BalasHapusboleh mampir ke link ini, yang saya buat untuk tugas kuliah. kritik dan saran dari semuanya sangat membantu https://ismasaqila.blogspot.com/2019/12/tugas-filsafat-dakwah.html
BalasHapusAssalamualaikum, mau bertanya apa sebenarnya perbedaan Tri kompetensi IMM dgn Trilogi ?
BalasHapusSy komentar kak ya, klu Tri kompetensi adalah standar kemampuan yang mesti dimiliki oleh kader (intelektualitas, spiritualitas, humanitas). Sedangkan trilogi gerakan IMM adalah mewujud ke implementasi dari tri kompetensi di atas, yaitu keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan
Hapus