Aktualisasi Teologi Al Maun: Gerakan Keberpihakan Sosial IMM (Tinjauan Umum)
Keberpihakan dalam wujud kepedulian, pembebasan, dan pemberdayaan
kepada masyarakat dhuafa (lemah) dan mustadhafin (dilemahkan dan
terlemahkan) bagi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah wujud aktualisasi
gerakan humanitas yang konstruksi elementer Ilahiah-nya terilhami dari QS.
Al-Maun (107) : 1 -7. Konsep ini selanjutnya lebih dikenal dengan Teologi
Al-Maun.
Dalam bentang sejarah, gerakan teologi Al-Maun yaitu keberpihakan
kepada kaum dhuafa dan mustadhafin (habil –Ali Syariati), adalah
misi suci para manusia pilihan (baca: manusia terbaik, para Nabi).
Manusia-manusia terbaik itu selalu akan hadir dan lahir dari setiap zaman yang
kejumudan, kebebalan, telah menggantung-gantung di langit dan menyelinap ke setiap
gang atau lorong-lorong kota, pun ke dada manusia. Ketika harga diri manusia
seharga atau sehina kotorannya dan bangkainya. Di saat akal mengawang-awang dan
dimensi hewani manusia disanjung-sanjung. Selanjutnya maraklah penindasan dan
pelemahan, hingga lahirlah lapisan proletar yang terlemahkan, tertindas atau
dilemahkan, ditindas. Pada keadaan yang demikian itu, penguasa bergelimang
harta, rakyat bermandikan air mata, si kaya semakin jaya, si miskin semakin
papa, kepedulian sosial menjadi tumpul; keberpihkan sosial menjadi terelakkan,
apatis mendominasi.
Penindasan dan pelemahan juga taklah tercipta demikian saja, tetapi
merupakan akumulasi keserakahan manusia dari waktu ke waktu baik yang terserak
dan ataupun yang beruntutan, by design dan atau alamiah (warisan).
Hingga di setiap zaman di berbagai dan atau beberapa tempat, dhuafa dan mustadhafin
selalau ada sebagai warisan sejarah atau sebagai kegagalan sosial kekinian. Lagi,
penindasan dan pelemahan manusia atas manusia adalah tanggung jawab manusia
untuk memutusnya, yang di era kenabian adalah tanggung jawab utusan Ilahi, maka
setelah masa kenabian berakhir, misi suci harus dilanjutkan oleh insan
akademisi seperti IMM, serta manusia intelektual secara kifayah.
Singkatnya, bahwa generasi pelanjut risalah anbiya tak terklaim, tetapi mewujud
bersama kepedulian dan keberpihakan sosial kepada umat dan atau masyarakat,
kita pun bisa.
Sebagai kesadaran ini maka kami segenap kader-kader IMM mengajak
setiap elemen untuk bersama menggalakkan semangat keberpihakan sosial baik
kepada umat dan masyarakat. Maju ke depan, membusungkan dada, berikrar bahwa
segala macam, bentuk, dan warna penindasan dan pelemahan adalah musuh besar
bersama, dan menjadi wajib bagi manusia yang memiliki akal sehat untuk
memutusnya.
(Dokumentasi Darul Arqam Madya (DAM) Angkatan VIII Se-Indonesia Timur oleh Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan) |
Komentar
Posting Komentar