Rintih Musafir (Sebuah Puisi)


Yaa Rabbi
Engkau tumpuan segala harapku
Kepada-Mu lah kutujukan setiap pintaku


Saksikanlah Rabbi
Padang hijau telah ku lewati
Atas keturutan hati pada sesuatu yang tak pasti


Aku Musafir terdampar pada lembah sahara
Tak tahu kemana akan bermuara
Dibawah langit-Mu ku mengharap iba
Diatas bumi-Mu aku mencoba tetap perkasa


Yaa Rabbi
Malam ini hamba-Mu yang hina menghadap kekemulian-Mu
Dalam rintih batin ini memohon kesejukan-Mu
Sempit, sesak terasa dada lapang ini
Keyatiman menemani tak hendak beranjak pergi
Dalam curam hati tenggelam ke nestapa
Bukan hendak henti atas harapku pada-Mu
Tidak sedang keluh sebab keruhnya jalanku kini
Sebab yakinku pasti, akan cahayamu yang sedang kemari


Yaa Rabbi
Malam ini hamba-Mu yang lemah ini menadah kekekusaan-Mu
Bersaksi atas salah yang kuserakkan pada jalanku
Kuanggap ini sebagai wujud kasih-Mu
Pembuka tabir, perekat cinta dan peruntuh tembok murka-Mu


Yaa Rabbi
Malam ini hamba-Mu yang menutupi diri, memetik keterbukaan-Mu
Membuka rintih terdalam, sahabat dalam kediaman sendiri
Memanjangkan hariku hingga larut, mata terjaga dalam kealpaan diri selama ini
Mengusik rencana-rencana , hari-hari dan mimpi-mimpi
Menumbuhkan ragu dan takut akan indahnya kesempurnaan agama
Merendah diri pada manusia dan menyurutkan asa akan warna-warna


Yaa Rabbi
Yakinku pasti Maha Indah rencana-Mu
Kubuka rintihku sebagai pemuas insaniku
Bahwa aku setitik rendah di ketinggian-Mu, juga tak cukup tinggi dikerendahan-Mu


Yaa Rabbi
Pendengar teriakan dan tak luput akan rintihan
Penjawab pinta-pinta, Pemelihara hati-hati
Tetapkan aku dalam hamba-hamba-Mu yang berkawan ikhlas dan syukur..


Gedung Dakwah Muhammadiyah, 30 Maret 2015







(Sumber Gambar: Google

Komentar

Populer