Izinkan Aku (Sebuah Puisi)
Hati kecilku merintih
Merengek seperti anak ayam kehilangan induknya
Aku bukanlah pohon berdiri tegak, akarnya tertanam
dalam
Daun rindang, buah berlimpah ruah
Saya agaknya sepotong kayu di tengah lautan
terombang-ambing
Dalam bimbang tak tentu arah
Aku tahu
Dunia tak akan kiamat tanpaku
Kehidupan akan tetap berjalan tanpa hadirku
Matahari akan tetap indah di pagi hari walau aku masih
tertidur nyeyak
Burung-burung tetap akan berkicau riang walau aku
merintih
Aku bukan singa yang meraung bergelegar meruntuhkan
keberanian yang lain
Aku bukan pelangi indah setelah berlalunya hujan
Aku bukan tanaman hijau yang tetap setia dengan
kawan lamanya matahari
Aku bukan juga nyanyian alam yang suaranya merdu di
pendengaran
Aku juga bukan riang aliran air meneduhkan dan
menentramkan jiwa
Aku hanya belajar mencari cahaya kehidupan, ingin
ku rasakan nikmat hidup ini
Aku bukanlah putih terlalu putih
Aku juga bukan merah terlalu merah
Aku juga tak mau hitam terlalu hitam
Aku hanya setitik cahaya yang mencoba tetap bersinar
walaupun gelap menyelimuti dan riuh menerpa
Aku tak mungkin memaksakan diri ini, melaju kencang
menujumu
Aku tak mungkin memaksakan rasa yang tidak kau
miliki
Aku tak mungkin menitip rasa yang menurutmu begitu
berat bagimu
Aku juga tak ingin engkau terbebani dengan seatom
cahaya yang mungkin pernah ku berikan
Walau cahayaku kecil, aku ingin seperti matahari
Tak pernah sedikitpun mengeluh dan mundur kebelakang
Tetap setia kepada titah Tuhan, walaupun akhirnya
cahayanya akan padam
Aku tak ingin lebih dari yang kau inginkan padaku
Bukan hanya karena kau terlalu tinggi bagiku
Kau juga begitu sempurna di mataku
Lisanmu menjadi obat, menghijaukan tanah-tanah
gersang tak terurus
Itu saja sudah begitu berharga bagiku
Dan...
Aku hanya ingin memberikan yang terbaik yang aku
punya sebagai seorang sahabat
Yang kini merasa begitu kecil di hadapmu
Panggilan Kakak yang ku berikan bukan hanya omongan
kosong
Lahir dari lamunan dan angan kosong
Namun percayalah, panggilan itu adalah panggilan
yang lahir dari jiwa terdalam
Kata itulah yang bisa ku ucapkan untuk mengambarkan
dirimu bagiku
Aku hanya ingin memberikan yan terbaik yang aku
punya sebagai seorang Adik
Untuk itu Izinkan Adikmu
Untuk menjagamu, takkan lebih
Percayalah...
Panggilan Kakak yang ku sematkan
bukanlah maksud lain
Namun, panggilan itu lahir dari seorang
bocah kecil, yang merasakan persudaraan denganmu
Percayalah..
Aku tak ingin meminta lebih dari itu
Hari ini, esok dan seterusnya aku juga
ingin jadi Adikmu
Janganlah segan dan bimbang..
Gedung Dakwah Muhammadiyah
Selasa, 15 Juli 2014
(Sumber Gembar: Google) |
Komentar
Posting Komentar