Makalah Islam, Ilmu Pengetahuan dan Sains Modern
A.
Pendahuluan
Islam dapat didefinisikan
sebagai agama yang diturunkan Allah Swt melalui perantaraan Malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad Saw untuk disampaikan kepada umat manusia, yang bertema
besarkan akidah, ibadah, akhlak dan jihad. Dengan demikian, Nabi Muhammad Saw
lah, manusia yang diserahi tugas oleh Al-Khaliq sebagai penjabar dan penafsir
wahyu yang paling shahih.
Al-Qur’an sebagai wahyu
yang paling mutawatir, paling pokok untuk dijadikan landasan dalam memahami
esensi-esensi agama. Oleh karena Nabi Muhammad sebagai penjabar dan penafsir,
maka perkataannya menjadi sumber shahih kedua untuk memahami al-Qur’an ––dan
Islam tentunya, secara holistik.
Pada masanya al-Qur’an
ditengah hiruk-pikuk perjalanan pewahyuan dan tradisi masyarakat arab yang
mempunyai kesusateraan yang tinggi, al-Qur’an tetap mampu eksis dan tak
tertandingi, dalam masalah keindahan bahasa. Kini, sejak lahirnya Ilmu
pengetahuan, pun tak sedikit insipirasi pengembangan ilmu pengetahuan itu
bersumber dari Al-Qur’an maupun Hadis-Hadis Nabi Saw.
(Sumber Gambar: Google)
Ada tiga wilayah
keilmuan Islam yang terbagi dalam tiga entitas peradaban/ hadharah,
yakni peradaban teks (hadharah an-nash), peradaban ilmu (hadharah
al-‘ilm), dan peradaban falsafah (hadharah al-falsafah). Dalam
kaitannya dengan tantangan peradaban ilmu, ada tiga upaya pengembangan pola
pikir, yaitu:
- Pola pikir keagamaan Islam yang bersifat absolutely absolute atau ta’abbudy yang memandang persoalan agama senantiasa tauqify, dimana unsur agama dan wahyu dikedepankan daripada akal dan sejarah. Para penganut pehama ini akhirnya terjerembab pada proses taqdis al-afkar al diniyyah (pensakralan pemikiran keagamaan).
- Pola pikir keagamaan islam yang bersifat absolutely relative atau ta’aqully yang berpendapat bahwa perilaku agama identik dengan perilaku sosial budaya. Pada pemikiran ini sangat sulit dibedakan antara agama dan tradisi, sehingga penganutnya akan terkesan sekuler.
- Pola pikir keagamaan islam yang bersifat relatively absolute yang tidak memandang rendah akidah yang dimiliki serta tidak beralasan untuk memandang rendah ajaran dan doktrin agama, adat istiadat.
B.
Menelisik Istilah
Ilmu adalah pengetahuan
tentang bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang
dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu;
pengetahuan atau kependaian (tentang soal duniawi, akhirat, lahir dan batin,
dan sebagainya). Ilmu yang dimaksud dalam makalah ini adalah pengetahuan yang
disusun secara sistematis menurut metode ilmiah.
Pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui/ kependaian atau segala sesuatu yang diketahui
berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Pengetahuan yang dimaksud dalam makalah
ini adalah segala sesuatu yang diketahui oleh manusia.
Dari kedua pengertin
diatas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan belum tentu ilmu dan ilmu sudah
pasti pengetahuan. Selanjutnya istilah Ilmu pengetahuan adalah gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan
bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat.
Sains (science)
di ambil dari kata latin scientia yang berarti pengetahuan.
Sunddan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.
Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan
cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan
produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. Sains juga diartikan ilmu
pengetahuan pada umumnya; pengetahuan sistematis tentang alam dan dunia fisik,
termasuk di dalamnya, botani, fisika, kimia, geologi, zoologi, dan sebagainya;
ilmu pengetahuan alam; pengetahuan sistematis yang diperoleh dari sesuatu
observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar
atau prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dipelajari, dan sebagainya.
Jika merunut sejarah,
ilmu pengetahuan dasarnya adalah filsafat. Pada awalnya berkembang filsafat
rasionalisme yang sesuatunya diukur dengan akal, rasio atau logika. Selanjutnya
berkembanglah empirisme bahwa sesuatu diukur berdasarkan pengalaman
pancaindera. Pada tahap selanjutnya berkembang filsafat materialisme, yang ada
hanyalah materi, yang bisa diamati dengan alat indera dan diukur di laboratorium.
Saat empirisme dan materialisme digabungkan kemudian orang mengembangkan
positivisme, dari positivisme inilah yang mendasari metode ilmiah populer.
Modern diartikan sebagai
terbaru, mutakhir atau sikap dan cara berpikir sesuai dengan tuntutan zaman. Artinya
modern adalah bagian dari sejarah univeral dunia. Kemodernan bukanlah akibat
alamiah para taraf matang, dari suatu masyarakat, suku-bangsa, ataupun tempat
dan sejarah tertentu, melainkan merupakan hasil dari akumulasi tingkat dunia,
selama periode-periode waktu yang panjang. Jika kita merunut sejarah maka
kemodernan adalah suatu proses manusia menuju kehidupan yang lebih sempurna.
Bagi kemodernan maka Ilmu Pengetahuan dan Sains, Teknologi adalah hasilnya,
yang pada akhirnya pun akan memudahkan manusia dalam beraktivitas. Meskipun
frasa modern ini terasa menjadi momok. Namun yang terpenting bahwa modern tak
dapat dipisahkan dari ilmu pengetahuan dan sains, bagaimanapun keadaannya.
Sebab ilmu pengetahuan dan sainslah yang menjadi cikalbakal kemodernan.
C.
Tipologi Hubungan Ilmu
Pengetahuan, Sains dan Islam
Ian G. Barbour selaku tokoh pengkaji hubungan sains dan agama telah
memetakan hubungan keduanya dengan membuka kemungkinan interaksi di antara
keduanya. Melalui tipologi posisi perbincangan tentang hubungan sains dan
agama, dia juga berusaha menunjukkan keberagaman posisi yang dapat diambil
berkenaan dengan hubungan sains dan agama terhadap disiplin-disiplin ilmiah
tertentu. Tipologi ini terdiri dari empat macam pandangan, yaitu: Konflik,
Independensi, Dialog, dan Integrasi yang tiap-tiap variannya berbeda satu sama
lain.
1.
Konflik
Pandangan ini menempatkan sains dan agama dalam dua ekstrim yang saling
bertentangan. Bahwa sains dan agama memberikan pernyataan yang berlawanan
sehingga orang harus memilih salah satu di antara keduanya. Masing-masing
menghimpun penganut dengan mengambil posisi-posisi yang bersebrangan. Sains
menegasikan eksistensi agama, begitu juga sebaliknya. Keduanya hanya mengakui
keabsahan eksistensi masing-masing.
Adapun alasan utama para pemikir yang meyakini bahwa agama tidak akan
pernah bisa didamaikan dengan sains adalah sebagai berikut:
- Menurut mereka agama jelas-jelas tidak dapat membuktikan kebenaran ajaran-ajarannya dengan tegas, padahal sains dapat melakukan itu.
- Agama mencoba bersifat diam-diam dan tidak mau memberi petunjuk bukti konkrit tentang keberadaan Tuhan, sementara dipihak lain sains mau menguji semua hipotesis dan semua teorinya berdasarkan pengalaman.
2.
Independensi
Satu cara untuk menghindari konflik antara sains dan agama adalah dengan
memisahkan dua bidang itu dalam kawasan yang berbeda. Agama dan sains dianggap
mempunyai kebenaran sendiri-sendiri yang terpisah satu sama lain, sehingga bisa
hidup berdampingan dengan damai. Pemisahan wilayah ini tidak hanya dimotivasi
oleh kehendak untuk menghindari konflik yang menurut mereka tidak perlu, tetapi
juga didorong oleh keinginan untuk mengakui perbedaan karakter dari setiap era
pemikiran ini.
Pemisahan wilayah ini
dapat berdasarkan masalah yang dikaji, domain yang dirujuk, dan metode yang
digunakan. Mereka berpandangan bahwa sains berhubungan dengan fakta, dan agama
mencakup nilai-nilai. Dua domain yang terpisah ini kemudian ditinjau dengan
perbedaan bahasa dan fungsi masing-masing.
3.
Dialog
Pandangan ini menawarkan hubungan antara sains dan agama dengan interaksi
yang lebih konstruktif daripada pandangan konflik dan independensi. Diakui
bahwa antara sains dan agama terdapat kesamaan yang bisa didialogkan, bahkan
bisa saling mendukung satu sama lain. Dialog yang dilakukan dalam membandingkan
sains dan agama adalah menekankan kemiripan dalam prediksi metode dan konsep.
Salah satu bentuk dialognya adalah dengan membandingkan metode sains dan agama
yang dapat menunjukkan kesamaan dan perbedaan.
Penganut pandangan dialog
ini berpendapat bahwa agama dan sains jelas berbeda secara logis dan
linguistik, tetapi dia tahu bahwa dalam dunia nyata mereka tidak bisa
dikotak-kotakkan dengan mutlak, sebagaimana diandaikan oleh pendekatatan
indenpendensi. Bagaimanapun juga agama telah membantu membentuk sejarah sains,
dan pada gilirannya kosmologi ilmiah pun telah mempengaruhi teologi.
4.
Integrasi
Pandangan ini melahirkan hubungan yang lebih bersahabat daripada
pendekatan dialog dengan mencari titik temu di antara sains dan agama. Sains
dan doktrin-doktrin keagamaan, sama-sama dianggap valid dan menjadi sumber
koheren dalam pandangan dunia. Bahkan pemahaman tentang dunia yang diperoleh
melalui sains diharapkan dapat memperkaya pemahaman keagamaan bagi manusia yang
beriman. Ada tiga versi berbeda dalam integrasi, yaitu:
- Natural Theology, mengklaim bahwa eksistensi Tuhan dapat disimpulkan dari bukti tentang desain.
- Sintesis Sistematis. Integrasi yang lebih sistematis dapat dilakukan jika sains dan agama memberikan kontribusi kearah pandangan dunia yang lebih koheren yang dielaborasi dalam kerangka metafisika yang komprehensif.
- Theology Of Nature, berangkat dari tradisi keagamaan berdasarkan pengalaman keagamaan dan wahyu histori.
Sejatinya hubungan Ilmu Pengetahuan, Sains dan Islam adalah hubungan yang
tak dapat dipisahkan. Sebab, seringkali Islam (baca Quran dan Hadis)
menginspirasi pada Ilmuwan Muslim dan Non-Muslim untuk bereksperimen, bahkan
tak jarang diantara mereka sengaja ingin membuktikan pernyataan Quran dan Hadis
dan hasilnya pun mencengangkan, dari banyak penelitian dan pembuktian di
lab-lab itu, pernyataan al-Quran dan Hadis dibenarkan oleh Ilmu Pengetahuan dan
Sains modern.
D.
Sarjana Muslim dan Ilmu Pengetahuan
dan Sains Modern
Dalam islam mencari iman
dan ilmu adalah dua entitas yang saling mengait dan tak dapat dipisahkan.
Keduanya adalah hal yang dapat mengangkat derajat indvidu dan umat yang
memilikinya. Seperti pada ayat berikut ini:
“Niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”
(Terjemahan QS. Al-Mujadalah (58) :
11).
Muslim menyadari bahwa untuk dapat menjayakan dan memuliakan islam dan
orang-orang muslim, dua hal itu sesuatu yang harus disatukan, dan ini terbukti
di abad kegelapan (bagi Eropa), peradaban Islam sedang mengelami masa keemasan.
Banyak buku-buku karya nonmuslim di terjemahkan kedalam bahasa Arab (bahasa
Kaum Muslimin), banyak juga sarjana-sarjana muslim yang menulis buku-buku
dengan ragam tema. Bukan hanya itu, karya-karya Ilmuawan Muslim bahkan kemudian
menginspirasi dunia dan terkadang sampai kini masih digunakan, dan yang
terpenting hampir segala bidang Ilmu pengetahuan dan sains.
1.
Bidang Kesehatan
Ilmuwan Muslim yang menjadi tokoh terkemuka di bidang kedokteran
diantaranya
a.
Abu Bakr
Mohammaed Ibn Zakaria Al-Razi yang lebih dikenal dengan Al-Razi dan Razes
Barat. Buku-bukunya di bidang kedokteran antara lain Al-Mansuri (Liber
Al-Mansofis) yang membahas tiga aspek penting dalam kedokteran antara lain
kesehatan publik, pengobatan preventif, dan perawatan penyakit khusus;
Al-Murshid yang mengupas tentang pengobatan berbagai penyakit; Al-Hawi yang
terdiri dari 22 volume menjadi rujukan di sekolah kedokteran di Paris; Dia juga
menulis tentang pengobatan cacar air.
b.
Abu Qasim
Al-Zahrawi, biasa dikenal dengan Al-Zahrawi, di Barat dikenal dengan sebutan
Abulcasis. Dia adalah ahli bedah terkemuka di Arab. Bahkan alat-alat bedah yang
dia buat masih digunakan di rumah sakit modern hingga kini. Salah satu buku
kedokteran yang ditulisnya berjudul Al-Tastif Liman Ajiz’an Al-Ta’lif, yang
merupakan ensiklopedia ilmu bedah terbaik abad pertengahan yang digunakan di
eropa hingga abad ke-17. Ia menerapkan cautery untuk mengendalikan
pendarahan. Dia juga menggunakan alkohol dan lilin untuk menghentikan
pendarahan dari tengkorak selama membedah tengkorak. Al-Zahrawi juga menulis
buku tentang operasi gigi.
c.
Ibnu Sina pun
salahsatu dokter yang termahsyur, di barat dikenal dengan nama Avicenna. Salah
satu kitab kedokteran fenomenal yang berhasil ditulisnya adalah Al-Qanon fi
Al-Tibb atau Canon of Medicine. Hingga abad ke-17 buku itu masih digunakan di
sekolah kedokteran Eropa.
d.
Ibnu Rushd atau
Averroes. Kontribusinya dalam dunia kedokteran tercantum dalam karyanya
berjudul Al-Kulliyat fi Al-Tibb (Colliyet). Buku ini berisi rangkuman ilmu
kedokteran. Buku kedokteran yang lainnya berjudul Al-Taisir yang mengupas
praktik-praktik kedokteran. Ibnu Rushd sangat dikagumi di Eropa.
Yang juga terpenting, pada era keemasan Islam banyak
didirikan rumah sakit yang menjadi tempat perawatan dan tempat dokter muslim
mengembankan ilmu medisnya, diantara rumah sakit itu adalah Rumah Sakit Al-Nuri
yang didirikan pada 1156.
Di bidang farmasi pun kontribusi Ilmuwan Islam pun begitu
banyak dan beragam diantara mereka yaitu Ibnu Al-Baitar, Abu Ar-Rayhan
Al-Biruni, Abu Ja’far Al-Ghafiqi, Al-Razi, Sabur Ibn Sahl, Ibnu Sina,
Al-Zahrawi, Yuhanna Ibn Masawaih, dan Abu Hasan ‘Ali Ibnu Sahl Rabban
at-Tabari. Juga keempat nama yang disebutkan terakhir ini adalah Ilmuwan Islam
yang juga menjadi penopang apotek.
2.
Ilmu Biologi
Ilmuwan Islam yang punya konstribusi di bidang ilmu biologi antara lain
Al-Jahiz yaitu Ilmuwan Islam pertama yang mengembangkan Evolusi. Yang lainnya
yaitu Al-Masudi, Ibnu Masikawaih, Al-Damiri, Al-Qazwini, Al-Ghafiqi, Abu
Zakaria Yahya Ibnu Muhammad Al-Awwam, Abdullah Ibnu Ahmad Ibnu Al-Baitar, Abul
Abbas An-Nabati, dan Abu Ubaidah.
3.
Ilmu Kimia
Diantaranya Jabir Ibn Al-Hayyan, Al-Razi, Al-Majriti, Al-Biruni, Iibnu
Sina, Al-Majriti. Industri kimia warisan kejayaan islam antara lain keramik dan
gerabah, lem keju, minyak dna produk-produk turunannya, minyak mawar, insdutri
minuman, penyulingan dan pemurnian air, minuman ringan, batu mulia dan mutiara,
gelas silika, kosmetika, sabun, parfum, dan mesiu.
4.
Matematika
Ilmuwan Islam yang tersohor dalam bidang matematika adalah Muhammad bin
Musa Al-Khawarizmi, di barat dikenal dengan Algorisme adalah bapak aljabar.
Ilmuwan lainnya yaitu Omar Khayyam yang juga memberi sumbangan yang besar bagi
pengembangan matematika khususnya aljabar. Sumbangan Ilmuwan islam dalam
matematika yaitu Aritmatika, Kalkulus, Geometri, dan Trigonometri.
5.
Alat-lat
laboratorium warisan Islam
Yaitu Alembic, Tabung Ukur, hydrostatic balance dan steelyard, lboratory
flask, pycnometer, refrigerated coil dan refrigerted tubing, termometer,
peralatan untuk pengloahan pengobatan, peralatan untuk melelehkan bahan.
6.
Ilmu Sejarah
Salah satu ilmuwan islam
penting dalam sejarah adalah Malik Bennabi (1905-1973 M) merupakan salah satu
pemikir kontemporer yang sangat menonjol di dunia Islam. Bahkan, jika dikaitkan
dengan konsep sejarah dan peradaban, ia dapat ditempatkan sebagai pemikir
Muslim terpenting setelah Ibn Khaldun
(1332-1406). Muhammad Tahir al-Mesawi menganggapnya sebagai satu dari
sedikit pemikir Muslim orisinil yang telah dihasilkan oleh kaum Muslimin di
abad dua puluh. Secara akademik terdidik sebagai seorang insinyur, tetapi dalam
perkembangannya ia banyak menulis tentang sejarah, filsafat, dan sosiologi. Ia
pun banyak mencurahkan perhatianya mengenai sebab-sebab kamajuan dan
kemunduran yang terjadi pada masyarakat Muslim.
Karya-karya Malik
Bennabi mencapai 18 buku yang ditulis dalam bahasa Prancis dan Arab.
Karya-karyanya dalam bahasa Prancis telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Di antara karya-karya terpenting Bennabi adalah al-Zahirah al-Qur'aniyyah (Fenomena al-Quran), 1961;
Wijhah al-Alam al-Islami (Masa Depan Dunia Islam), 1959; Fikrah
al-Ifriqiyyah al-Asiawiyyah (Pemikiran Asia Afrika), 1956; Musykilah al-Thaqafah (Problem
Budaya), 1959; Syurut al-Nahdah (Syarat-syarat
Kebangkitan), 1960; Milad Mujtama' (Kelahiran Masyarakat), 1962; Mudhakkirat
Syahid li al-Qarn (Catatan Harian Seorang Saksi Sebuah Zaman), 1966; Musykilat
al-Afkar (Problem Pemikiran), 1970; Fikrah Komonweth al-Islami
(Pemikiran Persemakmuran Islam), 1971; dan al-Muslim fi Alam al-Iqtisad (Muslim
dalam Dunia Ekonomi), 1972.
Singkat kata, Ilmu Islam telah banyak memberikan
konstribusi terhadap peletakkan dasar dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
sains hingga kini. Ilmuwan islam pula telah meletakkan dasar-dasar modernitas.
Bahkan ada yang sudah mengembangkan teknologi-teknologi canggih seperti Maryam
al-Astrobali telah membuat sistem astrologi yang canggih.
E.
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah
ini yaitu:
1.
Islam sangat mendorong ilmu pengetahuan dan sains, banyak
Ilmuwan Muslim yang telah banyak berkontribusi meletakkan dasar atau bahkan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan sains
2.
Ilmu pengetahuan dan sains adalah pengembangan dari
positivisme yang lahir dari ‘perkawinan’ antara empirisme dan materialisme.
3.
Walaupun Islam terkadang mengisahkan atau menorehkan
sesuatu yang belum mampu dibuktikan di laboratorium, tetapi islam tidaklah
bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan seiring berjalannya
waktu, laboratorium semakin membenarkan ajaran-ajaran islam.
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Rachman
Assegaf, 2010, Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma Baru Pendidikan Hadhari
Berbasis Integratif-Interkonektif, (Jakarta: Rajawali Press)
Ajat Sudrajat, t.t. Sejarah dan Peradaban: Sketsa Pemikiran Malik
Bennabi, tanpa penerbit.
Heri Ruslan, 2009, Khazanah, Jakarta:
Republika
http://amamdesign.blogspot.co.id/2013/04/iad-konsep-sains-modern-dan-islam_29.html (diakses tanggal 2 November 2015)
http://didisinabang.blogspot.com/2011/10/sains-dalam-islam.html (diakses tanggal 2 November 2015)
http://islamcssains.blogspot.co.id/2013/01/makalah-penciptaan-alam-dalam.html (diakses tanggal 2 November 2015)
http://mansbro.blogspot.co.id/2012/05/contoh-makalah-perkembangan-islam-modern.html (diakses tanggal 2 November 2015)
http://parezanasari.blogspot.com/2015/01/makalah-perkembangan-islam-di-zaman.html (diakses tanggal 2 November 2015)
http://sepucuktinta.blogspot.com/2014/11/makalah-pengembangan-sains-dan.html (diakses tanggal 2 November 2015)
http://syafrudinmtop.blogspot.co.id/2015/03/makalah-filsafat-ilmu-hubungan-sains.html (diakses tanggal 2 November 2015)
https://ayundi1456.wordpress.com/2013/01/02/hubungan-sains-dan-islam/ (diakses tanggal 2 November 2015)
https://ceritakuaja.wordpress.com/2013/05/25/makalah-hakikat-iman-islam-dan-ihsan/ (diakses tanggal 2 November 2015)
Jalaluddin Rakhmat, 2012, Quranic Wisdom: Menyesap Kearifan al-Qur’an
melalui Tafsir bil Ma’tsur (Bandung: Mizan)
KBBI Luar Jaringan 1.5.1
Marshall Hodgon dalam Abdou Filali-Ansary, 2009, Pembaruan Islam dari
Mana dan Hendak ke Mana?, (Bandung: Mizan).
Salsabila, 2009, Islam,
Logika dan Eropa, Jakarta: O2
Komentar
Posting Komentar