Mereka Arti Kehidupan (Tinjauan Umum)





Lorong-lorong yang sempit, gelap dan berliku, kerikil tajam, duri, berserakan. Matahari yang terik, debu bertebaran, menyengat, menyayat. 


Bukankah cahaya adalah kesyukuran terbesar? Bukankah air dan keteduhan pepohonan adalah harapan?


Lorong-lorong yang setiap detiknya adalah baru. Lorong-lorong yang setiap centimeter, setiap tapak, adalah daerah yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. 


Sementara tak ada pilihan lain, selain harus tetap berjalan, Karena setiap guliran waktu, yang terlewat menjadi pupus, lepas, dan berterbangan takkan kembali. Karena setiap tapak yang dilewati, walau barusan saja, terbang melayang, hanya mampu menoleh dan menangkap potongan-potongan yang boleh menjadi pelajaran.



Kaki harus tetap berjalan, seiring dengan detak detik, seiring dengan tapak jejak, menyusuri lorong-lorong di depan ini yang baru itu. Entah sampai kapan akan berhenti atau tepatnya terhenti. 



Setiap detak detik takkan dapat terganti, setelah berlalu. Setiap tapak jejak takkan mungkin tertangkap jika telah berlalu, walau setapak saja.


Apakah cahaya yang dinantikan itu? Apakah air dan keteduhan pepohonan itu? Adakah?


Cahaya adalah mereka-mereka yang telah mampu melewati lorong-lorong sempit, gelap, berliku, kerikil tajam, duri yang beserakan. Ialah panduan yang menuntun, seperti rambu-rambu.



Air dan keteduhan pepohonan itu, adalah tetes-tetes harapan terdalam, dan dari rimbunnya optimisme melalui lantunan doa-doa yang terpanjat. 





(Sumber Gambar: Google) 






Komentar

Populer