Pemberdayaan dan Diaspora Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah




Oleh: Haidir Muhari

Ketua Umum DPD IMM Sulawesi Tenggara Periode 2022-2024


Kader dalam perspektif ekonomi sebagai aset. Bisa dikapitalisasi untuk memperbesar untung dan menambah digit rekening.


Tak jauh dari itu, dalam perspektif politik, kader bisa sebagai penggerak untuk meraup puntung-puntung elektorat. Sebagai perpanjangan tangan untuk mengorek dan mengoyak kantung suara.


Kader dalam perspektif persyarikatan tentu tidak sebagai aset atau juga basis elektorat. Sebab ekonomi, politik, dan sektor lain bukanlah puncak cita-cita.


Sektor tersebut sebagai bentuk aktualisasi transformasi kader. Kader adalah anak panah yang siap dilesatkan ke segala penjuru dengan membawa cita-cita luhur umat, negeri, dan kemanusiaan.


Membincang ini di era kesemrawutan etik dan serampangnya kebenaran, seperti menggenggam bara api dalam genggaman. Bahkan seperti anekdot atau belaian pengantar tidur.


Padahal untuk memurnikan dan menjernihkan sesuatu yang keruh atau berkarat perlu dikembalikan ke hulunya, ke mata airnya, ke bara apinya, ke pokoknya. Atau pilihannya adalah menyerah dan memilih terbenam bersama kekeruhan dan pengaratan itu.


Prinsipnya permberdayaan kader berpijak pada individuasi. Setiap individu dikenai keharusan meningkatkan kompetensi, kapitas, jaringan, dan berdaya.


Seperti termaktub dalam QS. Ar-Rad 13 ayat 11. Setiap individu harus lebih dulu memacu dirinya untuk berubah, berbenah, berbuat, dan menjadi individu terbaik, menebarkan kebermanfaatan universal, khairukum anfa-uhum li an-nas.


Fungsi organisasi dalam hal ini adalah fungsi fasilitasi, hingga fungsi manajemen. Ini sebagai konsekuensi logis dari kuasa kebijakan, anggaran, dan bargaining. 


Termasuk juga tanggungjawab moral dari persyarikatan untuk menyiapkan dan membentuk generasi terbaik. Pantangan bagi segenap generasi pendahulu untuk meninggalkan penerus yang lemah (dzurriyatan dliafan).


Dimensi pemberdayaan kader meliputi sektor-sektor yang menjadi papan target diaspora kader-kader itu. Di antaranya meliputi, akademisi, ekonomi-bisnis, politik-pemerintahan, sosial, dan profesional.


Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam pemberdayaan kader adalah pemagangan, mentoring, okulasi, hingga fragmentasi. Terkhusus sektor pendidikan sebagai penyemaian akademisi sebagaimana tujuan IMM.


Setiap kader memang harus memacu dirinya dalam rangka individuasi. Termasuk juga ada peran segenap kekuatan persyarikatan secara sadar dan terencana demi terwujudnya cita-cita luhur terbentuknya masyarakat utama.(*)

Komentar

Populer