Wabah? Pintu Peradaban Kita

Dalam sejarah peradaban manusia penderitaan yang berat, baik karena wabah maupun bencana alam adalah pintu masuk menuju peradaban baru yang lebih maju. Mari refleksi kembali kisah para Nabi. Musa misalnya membebaskan Bani Israil dari penindasan dinasti Firaun di Mesir. Bisa kilas balik sejarah 1720, 1820, 1920. Apa yang terjadi setelah masa krisis dan penderitaan itu?


Foto saat kegiatan Workshop Riset dan Pengembangan Keilmuan DPP IMM di Yogyakarta


Hal demikian itu adalah kudrat kehidupan. Ia adalah garisan semesta. Kupu-kupu menjadi indah, setelah melewati penderitaan yang amat. Manusia dilahirkan setelah lemah yang bertambah-tambah dan ribuan peluh dari masa mengandung hingga persalinan. Yastrib (nama awal Madinah) adalah daerah perang kesumat dan langganan wabah. Setelah itu menjadi kota peradaban penuh kegemilangan.


Di tengah wabah nCov19 yang menghantui dan mengakibatkan takut akut. Semakin menjamurnya ketakwarasan kolektif. Pikiran dan gerak kritis ingin dibekuk. Berbagai peraturan nyeleneh diketuk oleh palu kekuasaan. Intensitas bencana alam meningkat bersahut-sahutan. Diamnya para wali amanat akan ketakadilan dan kesewenang-wenangan. Harga di pasar mulai melonjak perlahan . Lalu?


Jikapun nCov19 adalah agenda setting dari negara-negara super power dunia. Apapun agenda dibaliknya, atas isu yang dimainkan: panic buying; entah itu jualan vaksin; tawaran bantuan (baca: utang) akibat merosotnya ekonomi karena lock down; generasi muda waras tak boleh diam. Harus tampil ke hadapan menuntun arah, ada secercah asa dari tragedi ini. Ada lipur pelita di depan sana. Selalu ada harapan untuk Indonesia Raya. Kita semua harus bangkit dan bergerak.


Fenomena sosial akibat nCov19 sungguh menjadi resapan kesadaran baru. Setiap orang was-was penuh swasangka. Mari kita coba keluar dari kungkungan ini. Dengan pijakan suasana psikologi sedemikian. Bagaimana kisah anak muda di Jepang dalam periode pemboman Nagasaki dan Hiroshima. Bagaimana kisah anak muda seumuran kita dalam perang revolusi melawan penjajah untuk mencapai Indonesia Merdeka? Berteman dengan bunyi bedil dan meriam.



Ruang Inspirasi
Kamis, 9 April 2020



Komentar

Populer