Transformasi Nilai Ikatan Wujudkan Inteligensia Muslim Kritis dan Berkarakter dalam Pembaruan Paradigma Gerakan


Bidang yang menjadi fokus gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang kemudian lebih dikenal dengan Trilogi IMM adalah bidang keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan. IMM sebagai gerakan mahasiswa Islam tidak dapat melepaskan diri dari agama seperti yang dilakukan oleh ateisme dan sekularisme, atau apapun namanya yang esensinya membunuh Tuhan dan/atau memperkenankan kehadiran Tuhan hanya ditempat Ibadah. Islam sebagai agama, tidak hanya dipandang sebagai pengekspresian kebutuhan peribadatan di masjid-masjid atau tempat ibadah yang lainnya, tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan, baik ideologi, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, peradaban, bahkan ilmu pengetahuan. Islam dengan keras mengutuk kesewenang-wenangan; menolak pengklasifikasian manusia; melarang penyembahan manusia atas manusia; memandang kehidupan sebagai ladang menebar manfaat dan berlomba dalam kebaikan; ilmu diorientasikan kepada ma’rifatullah dan mardhatillah.




Gambar Ibnu Sina (Sumber Gambar: Google)


Mahasiswa memiliki identitas ilmiah dan krtitis terhadap segala sesuatu yang ada didalam maupun luar dirinya termasuk didalamnya realitas sosial, IMM memandang ini sebagai sesuatu yang harus dikembangkan. Dengan identitas ilmiahnya, kader ikatan diharapkan dapat menjadi inteligensia yang terus mengembangkan ilmu pengetahuan (islam) dan wawasannya, serta mampu mentransformasikan dan mengakumulasikan ilmu yang didapatnya dalam kehidupan nyata. Dengan identitas kritisnya, kader ikatan diharapkan mampu memperjuangkan segala sesuatu yang keluar dari yang seharusnya dan apa-apa yang menyimpang dari tatanan kehidupan kodrati. Dengan identitas ilmiah dan kritisnya dapat melahirkan kekuatan sosial mahasiswa yang bebas dari pengaruh pihak manapun lebih-lebih menjadi wakil kekuasaan yang terus melegitimasi penguasa yang menyimpang. Lebih dari itu, ikatan akan terus melakukan gerakan pencerahan terhadap masyarakat luas.


Realitasnya kehidupan masyarakat masih terus menghendaki perhatian khusus, seperti pluralitas masyarakat dan keragaman umat. Pluralitas masyarakat yang dimaksud adalah peliknya kehidupan masyarakat beserta komplesitas masalahnya diantaranya intoleransi, marjinalisasi kubu Habil, ketidakadilan menari-nari, korupsi merajalela, penjajahan manusia atas manusia, dan eksploitasi alam berlebih, liberalisme dan kapitalisme melalangbuana. Keberagamaan umat yang dimaksud adalah beragamnya kondisi umat Islam Indonesia baik ditinjau dari sisi agama, ekonomi, politik, sosial dan budaya, yang masih jauh dari apa yang dicitakan dan dititahkan agama kebenaran ini. Menghadapi realitas seperti ini, ikatan dapat menggunakan basis kader ditengah masyarakat tersebut melihat segi-segi kemanfaatkan bagi pengembangan ide dan fungsionalisasi nilai-nilai dasar yang diyakininya, yakni nilai-nilai dasar ajaran Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah As-Shahihah.



Sebagai sebuah kenyataan, kehidupan selalu bergerak meninggalkan masa lalu dan terus melaju menuju masa depan yang bisa saja akan menjadi milik atau bahkan akan lepas dari kita. Kepekaan atas setiap masalah-masalah tersebut menjadi sangat penting, karena perubahan itu keniscayaan, dan ketidakberubahan akan berarti perubahan. Olehnya itu, IMM dituntut untuk terus melakukan pembaruan gerakan dalam menyikapi setiap permasalahan sosial yang terus lahir, baik dalam Ikatan, persyarikatan, umat maupun masyarakat, juga dituntut untuk mampu melakukan transformasi dan fungsionalisasi nilai-nilai Al Qur’an dan As Sunnah As-Shahihah.




Komentar

Populer