Nalar Ilahiah: Tafsir Makna Ulul Albab



Manusia dipercayai oleh Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi diantara banyak makhluknya yang lain, sebagaimana yang tertera dalam Qur’an Surat Al-Baqarah (2) : 30 yaitu:


“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: ‘Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’


(Sumber Gambar: Google)

Khalifah yang berarti yang dibelakang, yang dipercayakan, pemimpin, atau dapat diartikan sebagi wakil Allah dimuka bumi untuk mengurus bumi dan apa-apa yang diatasnya serta apa-apa yang ada didalamnya bukanlah perkara yang mudah, yang hanya manusialah yang mau menanggungnya sampai-sampai Allah menegaskan pada Qur’an Surat Al-Ahzab (33) : 72 bahwa manusia adalah makhluk yang tidak mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya dan makhluk yang sangat bodoh.


Ayat ini menunjukkan manusia syarat dengan kekurangan. Kekurangan manusia yang mendasar adalah: 1)     Dzalim, tidak dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya 
2)     Jahil, makhluk yang bodoh (tidak menggunakan potensi-potensi yang dimilikinya)


Potensi yang dimaksud adalah potensi hati dan akal (mata dan telinga) (Qur’an Surat Al-A’raf (7) : 179). Hati dapat dibedakan menjadi dua yaitu hati yang berwujud (jantung) dan hati yang tak berwujud (Hasrul dkk, Oase Pemikiran Kader Ikatan). Hati yang tak berwujud itu media penampung informasi awal sebelum manusia dilahirkan yang disebut fitrah. Akal adalah media penangkap instrfumen-intrumen Ilahi yang disebar diseluruh alam (‘alama atau ayat) semesta (Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an).


Potensi hati dan akal itu jika digabungkan akan membentuk suatu kesatuan utuh yang kemudian saya sebut Nalar Ilahiah. Nalar ilahiah ini jika dikembangkan secara maksimal maka akan mencapai kualifikasi insan ulul albab, sebagaimana disebutkan dalam Qur’an Surat Ali-Imran (3) : 190-191.


Insan Ulul Albab adalah manusia yang selalu menjumpai Allah dimanapun ia berada dan dalam kondisi/ kegiatan seperti apapun. Pada tahapan ini manusia akan menyadari bahwa ‘Allah ada dimana-mana’, juga ia akan menyadari bahwa tidak sesuatupun yang ada dialam raya ini diciptakan dengan sia-sia, karena dari semua itu adalah ‘bekas tangan Allah’ yang masing-masing ada dengan keunikannya masing-masing.





Komentar

Populer