Untukmu yang Berbaju Biru (Sebuah Puisi)



Matamu tertutupi kaca yang bersinar dikala gelap
Jilbabmu menenangkan jamur-jamur liar dijalan-jalan
Senyummu yang takkan mungkin pernah padam
Sanubari takkan letih untuk mengukir itu dalam kenangan abadi


Oh....
Andai ku bisa memeluk langit, akan ku peluk erat-erat dan takkan kulepas
Hingga pelangi-pelangi menghiasinya
Andai ku bisa mendekap lautan, akan ku larutkan dengan senyum madumu
Hingga menjadi lautan madu yang menyegarkan
Biarlah semua burung iri denganku
Biarlah semua ikan tenggelam dalam kisah kelamnya


Andai ku telah bisa terbang tinggi
Akan ku bersihkan semua mendung yang bersenandung bingung
Andai ku telah bisa berenang
Akan ku lukis lautan sebagai warna hati, biar semuanya tahu
Agar semua melihat betapa indahnya senyummu mengukir di hatiku


Ah...
Sungguh sayang...
Mengenalmu kemudian adalah aku
Aku bukanlah yang pertama mengetuk gerbangmu


Haruskah ku memeluk langit, ku peluk erat-erat dan tak kulepaskan
Hingga pelangi-pelangi menghiasinya tanpa berhentian
Haruskah ku mendekap lautan dan ku larutkan dengan senyum madumu
Hingga menjadi lautan madu yang menyegarkan
Agar semua burung iri denganku
Agar semua ikan tenggelam dalam kisah kelamnya


Haruskah ku terbang tinggi
Biar ku bersihkan semua mendung yang bersenandung bingung
Haruskah ku berenang
Biar ku lukis lautan sebagai warna hatiku, biar semuanya tahu
Biar semua melihat betapa indahnya senyummu mengukir di hatiku


Tapi sungguh sayang...
Akulah yang mengenalmu kemudian
Terlambat aku mengetuk gerbong itu
Bahagialah engkau yang berbaju biru...





(Sumber Gambar: Google)




Komentar

Populer