Rasa Tak Bersyarat (Sebuah Puisi)



Jantung berdebar kencang saat bersamamu
Hati berbunga-bunga saat kau disampingku
Persaanku tenang dengan tatapan matamu


Engkau datang bagai hujan dimusim penanaman
Engkau hadir bak bintang dimalam yang gelap
Engkau ada laksana pelangi dibibir sungai
Engkau membuatku senang, luka, suka, bahagia, dan bimbang


Laksna lantunan merdu kau membisikan cinta
Bagai air kau menyirami daku disaat gerah, panas sekujur tubuh
Bak malaikat yang meniupkan mantra-mantra cinta terdahsyat


Namun perasaan ini hanya sebatas dihati
Perasaan ini terpendam dilubuk samudera terdalam
Tertindis batu malu besar tuk diungkapkan
Terkait digedung yang kokoh yang mencengkeram keberanian
Terkaburkan oleh dia bayang-bayang malam
Tenggelam diantara kata-kata indah puisiku


Terlalu berat perasaan ini tuk diungkapkan
Terlalu keras batu malu ini tuk dihancurkan
Kesatriaku terkalahkan oleh perasaan yang jagadraya ini
Tenggelam diantara bait-bait puisiku


Cinta ini mungkin hadir bukan tuk diungkapkan
Rasa ini ada mungkin tuk dipendam
Lidah ini terlalu sulit mengucapkan itu
Kesatriaku tersandung berat malu diri ini
Tenggelam diantara jalin kalimat-kalimat puisiku


Terlalu sayang perasaan ini tuk dilupakan
Terlalu sakit mata ini melihatmu dengannnya
Terlalu kokoh rasa malu membelenggu berani ini
Tetapi mata dan hatiku tak pernah menyatu


Hanya tinta hitam yang dapat melukiskan kata ini
Hanya lembar kertas ini yang mendengar jeritan rinduku
Hanya dikamar yang sempit ini terungkap rasaku
Hanya dimalam yang sunyi ini kedendangkan senandung cinta
Hanya lewat doa kucurahkan kata ini
Hanya sebatas puisi ku bisikan cinta untukmu


Kepada angin malam ku mengirimkan kata cinta
Kepada burung tidak bersyarat kukirimkan surat rinduku
Kepada langit yang bisi kemengungkapkan rasa ini
Lebih baik bungkam seribu bahasa...



(Sumber Gambar: Google)







Komentar

Populer