Nasi

 

Gambar : Repro Google


Dulu di kampung, makanan nasi termasuk elit. Warga makanannya jagung atau dalam bahasa lokal, kahitela.


Nasi akan terhidang saat ada acara perayaan. Terjamu di pernikahan atau hajatan lainnya.


Cerita masa kecil di kampung selalu penuh kenangan. Saat acara seperti itu, yang kami tunggu, golongan anak-anak ingusan adalah kahengke. 


Kahengke sebutan untuk kerak nasi gosong yang lengket dengan panci. Antri? Kadang main serobot.


Aura kahengke begitu nikmatnya. Sampai rebutan dengan anak-anak lainnya. Atau harus menunggui sejak beras di masukkan di panci, hingga menjadi nasi.


Hajatan di kampung selalu ramai-ramai. Itu barangkali yang yang dilihat Bung Karno untuk ekasila, kekuatan gotong-royong.


Makan kahengke kalau sendiri tidak nikmat. Iklim perlombaannya tidak ada. Memang enaknya beramai-ramai. Bersama teman-teman.


Nasi dulu tergolong makanan elit. Dulu di kampung pra-SD. Makanan sehari-hari biasanya jagung.


Mulai dari kambose, kakusu, atau kagehu. Makanan dari jagung yang biasa digiling terlebih dahulu. Gilingan batu.


Untuk kambose biasanya biji jagung dimasak biasa. Iya keras. Untuk melumatkan kadang ditumbuk atau juga pakai gilingan kayu.


Gilingan kayu ini biasanya sambil dijadikan motor-motor. Anak kecil rasanya suka berimajinasi. Melompati kekinian dan keapaan.


Nasi sekarang sudah memasyarakat. Tidak lagi jadi makanan mewah.


Sekarang di kampung, Gumanano, hampir tidak ada lagi yang mengonsumsi jagung dengan berbagai varian tadi. Yang masih dicari sekarang biasanya jagung muda. Jagung muda biasa diolah jadi kambewe.


Ada beberapa lagi makanan lokal. Sekarang agaknya di kampung sudah tak disebut-sebut. Dikonsumsi, apalagi.


Ada kolope, makanan dari ubi hutan. Prosesnya panjang, sampai di rendam di laut, beberapa hari. Rasanya, jangan tanya. Muaaaaaaaantap. Ubi hutan ini banyak tumbuh di dalam Benteng Lasayidewa, Buton Tengah.


Lanjut. Ada juga woto. Saya nda tau apa bahasa indonesia. Pernah juga biji tebu.


Makanan-makanan lokal itu ke depan hanya akan menjadi cerita. Mendekati dongeng. Lidah kita mungkin sudah terbiasa dengan nasi.


Apalagi memasak nasi sekarang lebih cepat. Setelah beras dicuci, tinggal di masukkan di kompor penanak nasi. Setelah itu nasi siap disajikan.

Komentar

Populer