Saat Kiamat Tak Kunjung Tiba (Sebuah Puisi)



Saat para koruptor dan para penjahat moneter 
diberikan ruang yang besar untuk mengelola negeri..
Saat para pembelot 
menjadi penguasa dan pengendali suatu negeri..
Saat yudikatif yang pengendali utama penegakan hukum dan keadilan 
telah menginjak-injak hukum dan berselingkuh dengan kepentingan..
Saat anak-anak muda yang mempunyai komitmen tinggi 
terhadap perbaikan dan kesejahteraan 
dilengserkan dan diminimalisasi perannya


Disaat itu segelintir anak-anak muda yang memiliki komitmen tinggi 
terhadap peradaban dan kesejahteraan 
tidak punya kekuatan lagi untuk memperbaiki..
sementara orang-orang cendekia, tertumpu diam, apatis 
terhadap realitas dan keterpurukan yang terjadi, 
tak hendak bergerak untuk memperbaiki situasi, 
maka kehancuranlah yang menjadi kepastian


Rumah tidak lagi menjadi tempat yang nyaman
Tempat-tempat ibadah hanya menjadi tempat hampa nilai, 
menyanyikan mantra-mantra yang melelapkan dan melenakan
Kampus-kampus hanya menjadi 
tempat pelacuran intelektual, hilang makna, sirna nilai, dan madul pengabdian
Dunia telah menjadi penjara 
bukan semua manusia
Sementara kematian dan kiamat tak kunjung menghampiri..


Maka..
untuk apa manusia mendirikan rumah-rumah?
untuk apa manusia mendirikan tempat-tempat ibadah?
untuk apa manusia mendirikan kampus-kampus?
untuk apa manusia menjadi khalifah di muka bumi?
padahal kematian dan kiamat tak kunjung hadir




(Sumber Gambar: Google)






Komentar

Populer