Islam, Demokrasi dan Keindonesiaan



Di era ini, demokrasi menjadi sistem yang diadopsi disebagain besar belahan dunia, termasuk Indonesia negeri yang kita cintai yang memiliki kekayaan alam berlimpah ruah, diatas dan didalamnya. Namun, rakyatnya masih belum sejahtera, korupsi merambah dimana-mana, generasi muda terombang-ambing dalam hidup hedonisme. Dalam kondisi yang seperti ini ada segelintir masyarakat yang menuduh demokrasi dan pancasila sebagai dalang dari segala macam panyakit yang menjangkiti bangsa ini, yang paling konsisten adalah Hizbut Tahrir.



(Sumber Gambar: www.suara-islam.com)


Demokrasi sebagai sistem yang menganut suara terbanyak, memang bukan berasal dari islam, tetapi tidak berarti tidak bisa di’islamkan’. Demokrasi dengan sistem trias politica dapat kita (umat islam) manfaatkan sebagai upaya untuk ‘memasukkan’ nilai-nilai islam kedalam peraturan negara. Juga, menurut saya bukanlah sikap yang tepat jika mengambinghitamkan demokrasi, ada banyak variabel-variabel yang terkait dengan ketidaksejahteraan bangsa ini. Untuk itu diperlukan kajian-kajian yang lebih lanjut, entah itu melalui seminar ataupun penelitian. Namun, penulis menduga bahwa amburadul-nya bangsa ini disebabkan oleh lemahnya karakter dan tidak terkritalisasinya nilai-nilai islam dalam pribadi warga negara.


Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara Indonesia yang disusun oleh para pendiri bangsa ini, merupakan pengkristalan nilai-nilai dan ajaran islam. Permasalahannya sekarang mengapa pancasila tidak mampu menjadikan Indonesia sejahtera? Sekali lagi, saya berpandangan bahwa yang salah bukan pancasila-nya tetapi nilai-nilai pancasila belum mampu dijalankan dan diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


Komentar

Populer